Hari ini. Seperti biasa, aku akan menunggu kabar dari dia. Laki-laki yang tiga tahun ini aku sayangi, dia pacarku...
Dan seperti biasa juga, aku akan lelah menunggu kabar dari dia hingga memaksaku untuk menghancurkan rencanaku. Kamu tahu diary? Apa rencanaku? Sederhana... Aku hanya ingin menjadi wanita yang dibutuhkan. Cukup.
Tapi gagal. Lagi-lagi aku yang harus menghubungi dia. Aku mengkhawatirkannya. Aku takut liburanku kali ini membuat dia menjadi lepas dari genggamanku. Kalau dibolehkan, aku tidak usah pergi berlibur. Aku lebih memilih untuk diam saja di Bandung bersama dia. Tapi itu tidak mungkin. Bahkan, sebelumnya aku sudah berencana mengajak dia berlibur denganku. Aku ingin dia lebih dekat lagi dengan keluargaku. Tapi itu tidak terjadi. Malah yang ada, dia harus diam di bandung dan jauh dari pandanganku. Aku tau, aku berlebihan.
Oh ya!
Tapi gagal. Lagi-lagi aku yang harus menghubungi dia. Aku mengkhawatirkannya. Aku takut liburanku kali ini membuat dia menjadi lepas dari genggamanku. Kalau dibolehkan, aku tidak usah pergi berlibur. Aku lebih memilih untuk diam saja di Bandung bersama dia. Tapi itu tidak mungkin. Bahkan, sebelumnya aku sudah berencana mengajak dia berlibur denganku. Aku ingin dia lebih dekat lagi dengan keluargaku. Tapi itu tidak terjadi. Malah yang ada, dia harus diam di bandung dan jauh dari pandanganku. Aku tau, aku berlebihan.
Oh ya!
Ada hal besar yang terjadi setengah tahun lalu.
Dia menjadi lebih sukses dan aku menjadi lebih bangga. Tapi, hubungan kami kali ini agak berbeda. Berbeda sekali dengan hubungan kami sebelum aku mulai tinggal sendiri di bandung. Kami menjadi lebih, dekat lagi. Aku tidak bisa menjelaskan. Hal yang menurutku menyebalkan tapi aku menikmatinya. Kamu tahu? Menyesal itu adalah hal yang tidak penting.
Pernah aku merasa tidak dicintai apa adanya. Karena cara pacaran kami yang mulai berubah. Jika dulu, ketika orang lain mengira yang tidak-tidak tentang kami, dia akan menjawab "kita gak kayak yg kalian pikirin, pacaran kita gak kayak kalian..." tapi kali ini aku rasa kalimat itu sudah tidak berlaku.
Kamu tahu? Lagi-lagi aku menjadi aneh. Perasaanku yang timbul tenggelam itu membuatku menjadi aneh. Suatu hari, pernah aku menanyakan hal-hal yang seharusnya tidak aku tanyakan. Oh, mungkin bukan tidak seharusnya ditanyakan, hanya saja tidak pada waktu yang tepat. Oh dear... kadang aku juga menyebut diriku bodoh!
Ada hal besar yang terjadi setengah tahun lalu.
Dia menjadi lebih sukses dan aku menjadi lebih bangga. Tapi aku sudah katakan bahwa hubungan kami sekarang lebih berbeda dan aku sesalkan itu.
Aku merasa kurang menjadi diriku sendiri...
Ada yang kurang dalam diriku sehingga aku harus melakukan hal yang lebih untuk mempertahankan dia. Ada yang kurang dalam diriku sehingga aku tidak bisa menjadi apa adanya. Aku merasa kurang ketika aku telah melewatkan malam. Dan itulah yang aku bahas kemarin malam dengan dia tapi dia tidak bisa mengartikan kurang yang aku maksud...
Lillian...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar